Rabu, 18 Maret 2020

Nindi Karynnina L

SISTEM MODULASI RADIO
Nindi Karynnina/1A JTD/18/1941160082
Sistem modulasi adalah sistem pencampuran sinyal informasi dengan sinyal pembawa. Agar sinyal informasi dapat dipancarkan dalam jarak yang jauh maka sinyal informasi tersebut harus di campur / ditumpangkan pada frekuensi tinggi yang dinamakan frekuensi pembawa. Proses pencampuran ini dinamakan modulasi. Ada dua sistem modulasi yang umum digunakan dalam teknik radio yaitu frekuensi modulasi (FM) dan modulasi amplitudo (AM) sedangkan untuk telepon seluler (GSM telepon) sistem modulasi yang digunakan adalah impuls modulasi (PM, FDM, dan QPSK).
Sistem komunikasi ini tidak menggunakan kawat dalam proses perambatannya, melainkan menggunakan udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar. Secara garis besar sistem ini adalah sebuah pemancar Tx yang memancarkan dayanya menggunakan antena ke arah tujuan, sinyal yang dipancarkan berbentuk gelombang elektromagnetis. Pada penerima gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sebuah antena yang sesuai. Sinyal yang diterima kemudian diteruskan ke sebuah pesawat penerima Rx.
Gelombang elektromagnet pertama kali diturunkan oleh Maxwell dalam rumus-rumusnya. Kemudian dikembangkan oleh Hertz, yang menunjukkan bahwa energi dapat disalurkan dalam bentuk elektromagnet.
Gelombang elektromangnet dicirikan oleh frekuensinya. Dimana kecepatan penjalarannya rata-rata 300.000 km/detik. Berdasarkan sifat-sifat perambatannya, frekuensi-frekuensi radio dapat dibagi dalam beberapa daerah atau band pada tabel berikut ini :
Nama
Frekuensi
Panjang
Gelombang
Nama
Very Low Frequency (VLF)
< 30 kHz
> 10 km
Gelombang Myriametrik
Low Frequency (LF)
30 – 300 kHz
1 – 10 km
Gelombang kilometer
Medium Frequency (MF)
300 – 3.000 kHz
100 – 1.000 m
Gelombang hektometer
High Frequency (HF)
3 – 30 MHz
10 – 100 m
Gelombang dekameter
Very High Frequency (VHF)
30 – 300 MHz
1 – 10 m
Gelombang meter
Ultra High Frequency (UHF)
300 – 3.000 MHz
10 – 100 cm
Gelombang decimeter
Super High Frequency (SHF)
3 – 30 GHz
1 – 10 cm
Gelombang sentimeter
Extremely High Frequency (EHF)
30 – 300 GHz
1 – 10 mm
Gelombang milimeter
Tabel 3.1 Pembagian Frekuensi Radio
Energi sebagai gelombang elektromagnetik dengan frekuensi di atas 10 kHz bisa dipancarkan tanpa menggunakan kawat-kawat penghantar. Ternyata pada frekuensi di bawah 30 kHz adalah sangat mahal dan merepotkan untuk menyalurkan gelombang-gelombang elektromagnetik (gelombang radio), karena dibutuhkan daya yang sangat besar untuk memancarkannya, dan juga karena instalasi antena dari pemancar dengan frekuensi tersebut sangat besar. Untuk memancarkan energi secara efisien, panjang antena pemancar saling sedikit harus ¼ panjang gelombang dari frekuensi yang bersangkutan.
Misalkan pada frekuensi 10 kHz, antena harus berukuran 7500 meter,
Dengan perhitungan :
c/f = 3 x 108/104 = 3 x 104 meter.
Panjang antena adalah = /4 = 7500 meter.
Dari kenyataan diatas sangat sukar untuk menyalurkan sinyal-sinyal suara dan musik pada frekuensi rendah sebagai suatu gelombang radio. Tetapi pada frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi atau dengan panjang gelombang yang lebih pendek, lebih mudah dan lebih ekonomis untuk menyalurkan gelombang-gelombang radio. Karena kenyataan ini pada sistem radio digunakan frekuensi-frekuensi tinggi untuk membawa sinyal-sinyal informasi dengan frekuensi yang ke suatu tujuan. Dalam hal ini sinyal-sinyal informasi dititipkan atau diselipkan pada sinyal pembawa pada sisi akhir dari perlatan pengirim atau pemancar dengan suatu proses yang disebut Modulasi. Di tempat tujuan, sinyal informasi dikeluarkan laagi dari frekuensi pembawa dengan suatu proses yang berlawanan dari proses pengirim yang disebut Demodulasi.
Modulasi dari gelombang pembawa dapat diperoleh dengan cara mengubah-ubah beberapa karakteristik dari gelombang pembawa tersebut yang dilakukan oleh sinyal-sinyal informasi. Gelombang bolak-balik sinusoidal atau gelombang elektromagnet mempunyai karakteristik yang penting misalnya amplitudo, frekuensi, dan fasa, dan terhadap informasi hal itu dapat diatur untuk merubah setiap karakteristik dari tiap bentuk gelombang pembawa ini. Jadi informasi dapat dibawa dengan mengubah frekuensi, amplitudo ataupun fasa pada gelombang radio yang dipancarkan dan melakukan proses sebaliknya di penerima, sinyal informasi dapat diperoleh kembali di penerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH