Senin, 23 Maret 2020
Muhammad Indira Syah Alam
Muhammad Fabian Abigail
Dekoder
Reinaldo Riswanto Saputra
Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSBC)
Reinaldo Riswanto Saputra
JTD 1F/19/1941160081
Sinyal modulasi standar AM mengandung komponen sinusoidal pada frekuensi operator yang tidak menyampaikan informasi pesan apapun. Komponen ini disertakan untuk menciptakan sebuah amplop positif yang memungkinkan demodulasi dengan detektor amplop yang murah dan sederhana. Dari sudut pandang teori informasi, kekuatan dalam operator sinusoidal telah terbuang. Dalam percobaan ini, anda akan melihat bahwa tidak perlu untuk mengirimkan komponen kapal dan bahwa pesan baseband dapat diselamatkan oleh demodula yang koheren. Sebenarnya, dapat ditunjukkan bahwa demodulator yang koheren lebih baik daripada detektor amplop ketika sinyal yang diterima dirusak oleh kebisingan aditif. Jenis modulasi yang akan dipelajari di bab ini disebut double-sideband peredam amplitudo modulasi (DSBSC-AM). Pendekatan dekat dengan demodulator koheren yang ideal yang disebut lingkaran Costas akan diimplementasikan.
m(t) menjadi pesan baseband, Sinyal DSBSC-AM yang sesuai dengan m(t) adalah
s(t) = Acm(t) cos ωct (6.1)
Ini sama dengan sinyal AM kecuali dengan komponen pengangkut sinusoidal dihilangkan. Sebuah pesan m biasanya memiliki nilai positif dan negatif sehingga tidak dapat ditemukan dari s(t) dengan detektor amplop. Sebuah metode demodulasi yang disebut demodulasi koheren akan dieksplorasi dalam bab ini. Transformasi Fourier s(t)
S(ω) = 0.5AcM(ω − ωc) + 0.5AcM(ω + ωc) (6.2)
Ini adalah sama dengan spektrum AM tetapi dengan baris diskrit pada frekuensi kapal induk dihapus. Diasumsikan bahwa m(t) adalah sinyal rendah dengan frekuensi terpisah W. Kemudian, frekuensi kapal induk harus memuaskan batas, ωc. >W.
Sehingga kedua istilah di sisi kanan (6,2) Ketika mereka tumpang tindih foldover dikatakan telah terjadi dan demodulasi yang sempurna tidak bisa
m(t) sinyal nyata,
(6.3)
Persamaan ini menunjukkan bahwa komponen pada frekuensi kita ωc + w mengandung informasi yang sama persis dengan komponen di ωc-w karena seseorang dapat ditentukan secara unik dari yang lain dengan mengambil konjugasi yang kompleks. Bagian dari spektrum untuk |w| > ωc kami disebut pita samping atas dan bagian untuk |w| < ωc kami disebut pita pinggang bawah. Fakta bahwa sinyal termodulasi mengandung kedua bagian spektrum yang menjelaskan mengapa istilah, double-sideband, digunakan.
Penerima Koheren yang Ideal
Diagram blok untuk sebuah penerima koheren ideal ditunjukkan dalam gambar 6.1. Pertama, sinyal yang diterima melewati filter bandpass yang berpusat pada frekuensi pembawa yang melewati sinyal DSBSC dan menghilangkan kegaduhan di luar band. Hasil filter menerima bandpass kemudian dikalikan dengan replika gelombang pembawa. Replika ini dihasilkan oleh sebuah alat yang disebut osilator lokal (LO) di penerima. Dengan asumsi tidak ada kebisingan, produk tersebut.
s1(t) = 2s(t) cos ωct = 2Acm(t) cos2 ωct = Acm(t) + Acm(t) cos 2ωct (6.4)
Alat yang melakukan suatu produk sering kali disebut modulator produk atau mirer yang seimbang.
Gambar(6.1)
Transformasi fourier dari genius modulater output adalah
S1(ω) = AcM(ω) + 0.5AcM(ω + 2ωc) + 0.5AcM(ω − 2ωc) (6.5)
Istilah pertama di sisi kanan (6.4) adalah proposal untuk pesan yang diinginkan. Istilah kedua memiliki komponen spektral berpusat di sekitar
Sumber
https://subjects.ee.unsw.edu.au/tele3113/lecture_notes/TELE3013_week3.pdf
Farrel Rizki Fadilah
Aisyah Tsabitah Ningrum
FREQUENCY MODULATION
Aisyah Tsabitah Ningrum
JTD 1F / 03 / 1941160116
Pengaplikasian frekuensi modulasi awalnya bergelut pada bidang penyiaran dan komunikasi jarak pendek. Keunggulan dari sistem baru itu adalah memiliki sifat anti-gangguan. Penggunaannya dalam kondisi berhadapan langsung atau propagasi difraksi yang menyediakan bandwith besar, dan bebas dari gangguan. Sejak saat itu, bidang frekuensi modulasi telah menunjukkan banyak perkembangan. Di satu sisi, jangkauan gelombang yang digunakan meningkat pada frekuensi yang lebih tinggi. Di sisi lain, pembaruan yang pentingnya aplikasi ini telah dipertimbangkan.
Aplikasi ini muncul karena permintaan sambungan telepon jarak jauh, dan untuk transmisi program ke stasiun televisi. Semua kebutuhan ini telah dipenuhi oleh proses komunikasi baru yang dikenal dengan radio links.
Gambar 1
Struktur radio links yang ditemukan sangat mirip dengan sambungan kawat koaksial jarak jauh. Pengulangannya terletak pada high-ground untuk memastikan transmisinya berada pada jalur optik yang tepat. Power loss yang sejalan pada jalur ruang kosong itu diimbangi dengan repeater gain, yang sama dengan station repeater yang tertanam pada transmisi sistem kabel telepon. Pancaran kabel telepon membawa spektrum saluran yang ditransformasikan sesuai dengan teknik kabel. Hal itu memiliki beberapa struktur; menyampaikan sinyal multipleks, sinyal pada tujuan O-E dan tujuan E-O. Energi berfrekuensi tinggi dikonsentrasikan pada antenna dengan pancaran tujuan yang tinggi. Seperti pada televisi, sinyal videonya mengambil alih spektrum multipleks telepon.
Transmisi setara sudah sering dijumpai pada teknik telekomunikasi. Hal itu diperkenalkan untuk memfasilitasi pembentukan energi yang seimbang dalam sinyal yang diperbanyak seiring dengan sistem transmisi tersebut. Khususnya, untuk menggambar diagram level yang berguna bagi pengguna untuk mengetahui semua jaringan kompleks.
Gambar 2
Contohnya, ketika mendefinisi antara dua antenna yang dipisahkan antara ruang kosong. Pada gambar 2, jarak antara A dan B merupakan ruang kosong antar pesawat. Misalnya Ze dan Zr pada gambar mengakhiri impedansi yang cocok dengan feeders. Jika Pe adalah sumber melalui pesawat A dengan arah panah 1, dan Pr yang melalui pesawat B dengan arah panah 1, hitungan transmisinya adalah
Model transmisinya ditunjukkan pada gambar 2. menurut teori, ketika peran transmitter dan receiver ditukar, maka hal lain juga ikut tertukar. Seperti ruang kosong antara A dan B pada panah 1 sama dengan ruang kosong antara B dan A pada panah 2. Perbandingannya tetap sama meskipun ada kendala di antara pesawat A dan B. Kondisi ini selalu menghasilkan gelombang yang sangat-sangat pendek.
Sumber :
MUKHAMAD FIRMANSYAH
PCM ( Pulse Code Modulatioon )
MUKHAMAD FIRMANSYAH
JTD1F/17/1941160034
PCM / Pulse Code Modulation atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).
1. Sampling adalah : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu secara teratur dan berurutan
Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust]
Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation
2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-level kuantisasi
Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga integer dari level kuantisasi yang terdekat
3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk kode digital biner
4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output
fungsi : Untuk penghematan transmisi
Menjadi dasar penyambungan digital
ket : LPF = Low Pass Filter
A/D = Analog to Digital
P/S = Paralel to Serial
Pada Gambar A ditunjukkan diagram blok proses pengiriman pada PCM diantaranya: Filter (LPF), Sampler, Quantizer dan Coder. Pada tahap pertama, sinyal input (analog) dengan frekuensi fm masih bercampur dengan noise atau sinyal lain yang berfrekuensi lebih tinggi. Untuk menghilangkan sinyal-sinyal yang tidak di inginkan(noise) tersebut digunakan LPF (low pass filter) seperti yang ditunjukkan Gambar B.
Ket : fm = frekuensi informasi
t = time / waktu
v = amplitudo / tegangan
Setelah sinyal di filter, selanjutnya adalah pengambilan sample seperti yang ditunjukkan pada Gambar A dan C. Frekuensi sampling (fs) harus lebih besar atau sama dengan dua kali frekuensi sinyal informasi (fs ≥ 2fm) ; sesuai dengan Theorema Nyquist. Sinyal output sampler disebut sinyal PAM (Pulse Amplitudo Modulation).
Sinyal PAM tersebut yang merupakan potongan dari sinyal aslinya kemudian diberi nilai (level) sesuai dengan amplitudo dari masing-masing sample sinyal (Gambar C). Jumlah pembagian level sinyal yang digunakan disuaikan dengan jumlah bit yang di inginkan untuk mengkodekan satu sample sinyal PAM berdasarkan persamaan berikut;
N adalah jumlah level sample yang di ambil dan n adalah jumlah bit yang digunakan untuk mengkodekan satu sinyal PAM. Misalkan sinyal-sinyal PAM tersebut akan dikodekan menjadi 4 bit maka jumlah level yang akan diperoleh adalah;
Ket : LSB = Low Significant Band
MSB = Most Significant Band
Selanjutya, setiap sample yang telah terkuantisasi masuk ke dalam blok CODER. Pada tahapan ini , sample sinyal yang masih berbentuk analog dirubah menjadi biner dengan urutan serial. CODER sendiri terdiri dari dua blok utama yaitu, A/D Converter yang berfungsi untuk merubah sinyal analog menjadi biner, akan tetapi keluarannya masih dalam bentuk parallel seperti yang di tunjukkan Gambar D, karenanya di butuhkan blok kedua berupa P/S Converter agar deretan biner menjadi serial.
Ket : S/P = Serial to Parallel
D/A = Digital to Analog
Pada penerima (Gambar E) sinyal yang masuk telah mengalami peredeman dan kembali bercampur dengan berbagai sinyal lain yang tidak di inginkan (noise) selama proses pengiriman, hal ini merusak sinyal informasi sehingga akan lebih sulit untuk di proses. Karenanya, sinyal harus diperbaiki terlebih dahulu dengan menggunakan "Regenerative Repeater" seperti yang ditunjukkan pada Gambar E dan F.
Selanjutnya dengan menggunakan prinsip yang sama, deretan sinyal biner yang telah diperbaiki tersebut di rubah kembali menjadi bentuk analog melalui proses DECODER. Sinyal yang masih merupakan deretan seri di rubah menjadi parallel dan dikonversikan ke analog, sehingga output DECODER merupakan sinyal PAM seperti yang terlihat pada Gambar E dan G. Sinyal PAM ini kemudian difilter dengan menggunakn LPF untuk mengembalikannya menjadi sinyal informasi yang di inginkan.
LINK : http://syahigwan.blogspot.com/2015/10/pcm-pulse-code-modulation-modulasi-kode.html