Minggu, 03 Mei 2020

IMPLEMENTASI PEMANCAR AM DI MASYARAKAT

 IMPLEMENTASI PEMANCAR/PENERIMA (TX/RX) AM  
 OLEH MASYARAKAT 

VIDEO 1


VIDEO 2


 VIDEO 3


VIDEO 4


 VIDEO 5
 VIDEO 6

VIDEO 7

VIDEO 8


Simaklah video-video yang ditayangkan dalam halaman ini.
Buatlah pembahasan untuk video-video yang ditayangkan dalam halaman ini secara keseluruhan (bukan satu persatu) dalam kolom komentar (100 kata saja), kemudian lengkapilah sebuah pembahasan dari teman anda dalam jawaban komentar (dengan 100 kata saja).
Waktu mulai Senin 4 Mei 2020 sampai Kamis 7 Mei  jam 17.00 WIB

Minggu, 26 April 2020

APLIKASI SSB & CW DI MASYARAKAT

 PENGGUNAAN PEMANCAR/PENERIMA (TX/RX) SSB DAN MORSE 
 OLEH MASYARAKAT 

VIDEO 1


VIDEO 2


 VIDEO 3


VIDEO 4


 VIDEO 5

 VIDEO 6


VIDEO 7


VIDEO 8


Simaklah video-video yang ditayangkan dalam halaman ini.
Buatlah pembahasan untuk video-video yang ditayangkan dalam halaman ini secara keseluruhan (bukan satu persatu) dalam kolom komentar (100 kata saja), kemudian lengkapilah sebuah pembahasan dari teman anda dalam jawaban komentar (dengan 100 kata saja).
Waktu mulai Senin 27 April 2020 sampai Kamis 30 April jam 17.00 WIB

Kamis, 23 April 2020

JTD1D/24/Zulfan Aufifillah/1941160086

1D JTD/10/Fery Aditya Prayoga/ 1941160071

PULSE CODE MODULATION (PCM)

metode yang digunakanuntuk mengubah sinyal analog ke digital
PCM terdiri atas:
1.Sampling
2.Quantizing
3.Encoding

Pcm terdengar sangat kompleks tetapi ternyata memiliki proses yang simpel

Step pertama
Sampling
seperti yang kita tahu sinyal analog merupakan sinyal terusan. sampling merupakan proses untuk mencari nomor yang cukup dari sampel dengan begitu sinyal asli dapat dipresentasikan ulang dari sampel tersebut dan memungkinkan untuk membangun ulang sinyal asli.
sampel adalah nilai basic yang berlawanan akan menggunakan amplitudo waktu interval sinyal reguler. proses dengan sampel bisa disebut dengan PAM (Pause Amplitude Modulation)
Sample rate merupakan jumlah sampel per detik.
1 sampel per detik= 1Hz
1000 sampel per detik =1KHz
standart sampel rate ADC adalah 8KHz

Quantizing
membuat setiap sampel menyatu tiap satuan pada garis horizontal.
proses mengkonversikan sinyal bervariasi waktu ke sinyal berlainan berdasrkan bilangan real. kita hanya memerlukan nilai yang terhingga , dimana itu dapat dikonversikan ke bilangan biner.
Bit Depth
merupakan bilangan dari bit di setiap sampel
8bit depth=2^8=256
16bit depth=2^16=65 536
24bit depth=2^26=16 777 216
setiap garisa horizontal dalam samel mempresentasikan tiap level. dan setiap level berhubungan dengan nilai spesifik dari bit.
Proses quantizing adalah proses pembulatan amplitudo dari atas sampai bawah. dimana paling atasa memiliki biner 11111111 dan terbawah 00000000 yang menunjukkan bahwa sampel memiliki perbedaan spesifik bilangan biner

Encoding
merupakan penkonversian data analog satu detik ke bilangan biner. dalam proses ini setiap sampel dapat diencodekan dengan nilai spesifik bit.


Koordinat Lokasi: -8.095011, 112.706738
Alamat : jl raya kidangbang wajak, Malang 


Pertanyaan
 JTD1D/24/Zulfan Aufifillah/1941160086
Jadi, saudara Ferry Aditya telah menjelaskan bahwa bitdepth merupakan  bilangan dari bit di setiap sampel. Mohon dijelaskan lagi mengenai pegertian bitdepth dan apakah bitdepth dapat mempengaruhi kuantisasi?

Koordinat Lokasi : -8.225822, 114.362560
Alamat : Jl. bima kelurahan tamanbaru kecamatan banyuwangi

JTD 1D/13/IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1941160023

Artikel Pembahasan :
1D/13/IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1941160023

PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation) adalah teknik modulasi pulsa digital sedangkan PAM,PWM dan PPM adalah teknik modulasi pulsa analog.PCM jauh lebih kompleks dibandingkan dengan PAM,PWM dan PPM.Klasifikasi system modulasi PCM ada 3 bagian yaitu pemancar (transmitter),jalur transmisi (transmission path),dan penerima (receiver).Di dalam pemancar terdapat pencuplikan(sampling),kuantisasi(quantizing) dan pengkodean(encoding).Kuantisasi dan pengkodean di proses melalui performa ADC (analog to digital converter).Bagian kedua dari PCM yaitu jalur transmisi,dalam jalur transmisi tersebut kita menggunakan repeater regenerative karena noise mengakumulasi saat single sedang berjalan sehingga repeater regenerative digunakan untuk menambah bebeberapa ruang yang dapat menghilangkan noise dan dapat meningkatkan kualitas sinyal.Dan bagian terakhir dari PCM adalah penerima.Penerima terbesut terdiri dari 3 komponen yaitu regenerasi sinyal terganggu,decoding dan demodulasi.
Proses utama dari pembentukan sinyal PCM ada empat yaitu filtrisasi,sampling,quantizing dan encoding.Filterisasi adalah rangkaian yang dapat meloloskan atau menyaring sinyal input pada frekuensi tertentu dan meredam sinyal input yang frekuensinya tidak sesuai dengan frekuensi yang ditentukan .Sampling adalah proses pengambilan sampel dan hasil dari sampler disebut PAM.Frekuensi sampling harus 2 kali lebih besar dari frekuensi yang disampling.Quantizing adalah pemberian level dari sebuah sempel atau menentukan amplitudo sampling dalam level level kuantisasi.Encoding adalah proses pengkodean besaran amplitudo sampling ke dalam bentuk kode digital binner dan pengkodean Kembali disebut dengan Decoding.

Koordinat lokasi : -7.944658, 112.615847
Alamat : Jl semanggi barat no 1a Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang 

Pertanyaan :
 1D/22/Widya Septiani/1941160140
Saya ingin bertanya kepada ikrimatuz zulaykhah Mengapa frekuensi sampling harus 2 kali lebih besar dari frekuensi yang di sampling.
Koordinat lokasi::-7.967743,112.595411
Alamat:jl.dieng atas dsn.sumberjo RT 3 RW 2 no.335
Jawaban :
1D/13/IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1941160023
Terimakasih atas pertanyaannya,
Menurut sepengetahuan saya,karena sudah terdapat aturan pada sinyal tersebut,yaitu frekuensi sinyal paling sedikit adalah 2 kali dari frekuensi sinyal yang akan disampling (sinyal analog) menurut teori Shannon.Frekuensi sinyal merupakan batas minimum dari frekuensi sample agar cuplikan yang diambil nanti akan menunjukan bentukan sinyal analog atau asli.Lebih besar tentunya akan lebih baik karena cuplikan akan lebih menggambarkan sinyal asli analog.Jika aturan tersebut sudah memenuhi maka akan terbentuk sinyal analog diskrit yang bentuknya menyerupai aslinya namun yang diambil hanya diskrit-diskritnya saja.Terimakasih
Koordinat lokasi : -7.944658, 112.615847
Alamat : Jl semanggi barat no 1a Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang

JTD 1D / 13 / IKRIMATUZ ZULAYKHAH / 1941160023

Artikel Pembahasan :
1D/22/WIDYA SEPTIANI/1941160140
ANALOG TO DIGITAL CONVERSION

Analog to Digital Converter (ADC) adalah suatu perangkat yang ditujukan untuk mengubah data yang berbentuk sinus (analog) menjadi kode yang berbentuk balok (digital),
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 (dua) prinsip untuk menentukan seberapa baik suatu Analog to Digital Converter, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
1. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan "seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu". Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
2. Resolusi ADC menentukan "ketelitian nilai hasil konversi ADC". Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih
daripada ADC 8 bit.

Koordinat lokasi:-7.967743,112.595411
Alamat:jl.dieng atas dsn.sumberjo RT 3 RW 2 no.335  

Pertanyaan :
1D/13/IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1941160023

Dari penjelasan diatas saya ingin bertanya kepada Widya Septiani,terlepas dari contoh yang ada diatas,jelaskan mengapa resolusi ADC menentukan sebuah ketelitian dari nilai hasil konversi ADC menurut pemahaman anda ?

Koordinat lokasi : -7.944658, 112.615847
Alamat           : jl semanggi barat no 1a Jatimulyo Kec.Lowokwaru Kota Malang

Sabtu, 04 April 2020

SSB BALANCE MODULATOR


MATERI HARI RABU 8 APRIL 2020



BERIKAN PENJELASAN YANG ANDA TANGKAP DARI PENAYANGAN  MENGENAI  VIDEO DIATAS MINIMAL 200 KATA DALAM KOLOM KOMENTAR DIBAWAH INI (SETIAP ORANG 1 KOMENTAR) jangan lupa kiri atas sebutkan: kelas / no urut / nama / NIM


Kamis, 02 April 2020

DAFTAR PESERTA UTS


DAFTAR PESERTA UJIAN TENGAH SEMESTER


·     RIZKY NUR AMALIA/1B/23/1941160037

·     ALIEF ZAKARIA/1F/04/1941160094

·     Reinaldo Riswanto Saputra/1F JTD/19/1941160081

·     ANNISA A I N / 1B JTD / 04 / 1941160080

·     Priya Utama/1B/22/1941160042

·     Fwd: M. Zulfikar Al Kautsar Bariklana/1F/14/194116...

·     IAN ZACHARIA G/1F/13/1941160144

·     Febriyandi A.m/JTD-1A/09/1941160145

·     Reinaldo Riswanto Saputra/1F JTD/19/1941160081

·     Re: Abdul jalil/jtd 1a/01/1941160003

·     Dida Subiyaknata/1B/06/1941160157

·     MashandiAma/1B/15/1941160158

·     LAILATUL MFS/1A JTD/13/1941160021

·     Eka Purnama Wulandari / 1B JTD / 08 / 1941160108

·     Abdul jalil/jtd 1a/01/1941160003

·     OKTAVIA DEWI S/1B/21/1941160020

·     A. Farhan Muttaqin/1F/01/ 1941160122

·     DIMAS TUBAGUS HANGGAR KESUMA/1D/07/1941160137

·     Aisyah Tsabitah Ningrum/1F/03/1941160116

·     Dimas Marga Putra/JTD1A/06/1941160061

·     Re: GILANG FAJAR F/JTD-1A/10/1941160125

·     ZULFAN AUFIFILLAH/1D/24/1941160086

·     APRILIA ORRIN WILANA/1F/05/1941160088

·     eric bagus pratama/JTD1F/09/1941160120

·     Dimas Fahrizal Sulthoni/1f-JTD/08/1941160053

·     Alif Madda Abiya / JTD 1A / 03 / 1941160076

·     Dzulfiqar Rausan Fikri/1B/07/1941160092

·     M. Zulfikar Al Kautsar Bariklana/1F/14/1941160084

·     Arlina Rachma /JTD1A/05/1941160072

·     HALAWATIN SALWA/1F/12/1941160075

·     Destanuari Sufia Mukti/1F/07/1941160011

·     Syifa Meiliana Hasna/1F/21/1941160110

·     ADE ACHMAD F/1B JTD/01/1941160113

·     AGIL EVAN/1F/02/1941160007

·     NellaAbdaPutriHarsanti/1F-JTD/18/1941160012

·     A. Farhan Muttaqin/1F/01/ 1941160122

·     mohammad aldhimas arianto/1FJTD/15/1941160115

·     Aisyah Tsabitah Ningrum/1F/03/1941160116

·     HAYUNDA ANGGRAINI/JTD1A/11/1941160029

·     GILANG FAJAR F/JTD-1A/10/1941160125

·     Moch.Amir Ma'ruf Taufiq Putra/1D/16/1941160139

·     FARIZ AURELLYAN WAHYUDIANTO/1B JTD/09/1941160134

·     Wulan Rahma Damayanti/1A/24/1941160060

·     ANANDA ALIF KEMAL FIRMANSYAH/1D/04/1941160102

·     AN NETTA / 1D / 03 / 1941160024

·     Nabila Egyza Putri/1A/17/1941160109

·     TALITHA THEDYA TSANY/1A/23/1941160078

·     GARDHA PURNA YUDHA/1F/12/1941160083

·     REGITA INTAN NATASYA / 1D / 21 / 1941160090

·     Ilham Wirangga Jati/JTD-1A/12/1941160073

·     Yudhistira anugrah putra/1F/22/1941160129

·     Linanda Salsa/1D/15/1941160036

·     HIKMAWAN CRHISNA ABDITYA/1B/12/1941160143

·     Farel Rizky Oktavianto/1D-JTD/09/1941160069

·     MILADIAH INDRIYANI/1B /16/1941160142

·     FERY ADITYA PRAYOGA/1D/10/1941160071

·     SYAIFUL RIJAL AZIZ/1A/22/1941160056

·     IRA FEBRIANA/1B-JTD/13/1941160019

·     Muhammad Indira Syah Alam/1F/16/1941160135

·     sovia puspa firdaus/1B/25/1941160130

·     AMELIA FERUZZI/1A JTD/04/1941160114

·     YULIANAPRASTIWI/1D/23/1941160074

·     NINDI KARYNNINA L.T/1A/18/1941160082

·     Nur Zahran Muharrami/1D/19/1941160045

·     Samrotun Nabila/1A-JTD/21/1941160046

·     GALUH INDAH AGUS PRATIWI/1B/11/1941160057

·     EGIDIUS GANTANG S.R./JTD 1D/08/1841160061

·     AGUS INDRA PRATAMA/JTD-1A/02/1941160128

·     ALFIN ORIS TRI AHSARI/1B-JTD/03/1941160136

·     M. ALIF ALI AL-BARSYAH / 1B-JTD / 14 / 1941160004

·     Muhammad Fabian Abigail/1D/17/1941160025

·     BAGAS/1F/06/1941160085

·     Nadin Ariesta A.F/1B/20/1941160009

·     ADINDAELSA/JTD1B/02/1941160070

·     RIFKI NAUFAL GHIFFARI/1A/20/1941160106

·     Firda Wahyuningtyas/1D JTD/11/1941160063

·     FIRMAN FIRDAUS ALAMANTA/1B-JTD/10/1941160022

·     IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1D/13/1941160023

·     widya septiani/1D/22/1941160140

·     Nuril Lailatul M_1D JTD_20_1941160031

·     Mukhamad Firmansyah/1F/171941160034

·     AHMAD FIKRY/1D-JTD/02/1941160013

·     JANUARIUS DHARMA ANUGERAH PUTRA/1D/14/1941160027

·     MUHAMMAD RIZKI MUSTAFIAN/1D/18/1941160104

·     Hanif Fauzan/1D-JTD/12/1941160065

·     AMELIA FERUZZI/1A JTD/04/1941160114

·     BARRA ASYQAR RAFI/1D/05/1941160089

·     Achmad Alfa Zuhri A. I./1D/01/1941160039

·     Muhammad Yoga Akbar Prasetya/1B-JTD/19/ 1941160014...

·     M.Naufaldi.A.S/1A/16/1941160118

·     Bayu eka s./1D/06/1941160132

·     AS SYIFA' MUHAMMAD FATAH/1B/05/1941160043

·     Marcelino Dwantara Anugerah / 1A JTD / 14 / 194116...

·     NOVALDY BAGUS DARSONO/JTD 1A/19/1941160041

·     Syahnanda Akbar Hidayat Ramadhan/1F/20/1941160105

·     Muhammad Afifansyah/1A/15/1941160099

·     Fany Aflya Visca Marinda/JTD 1A/08/1941160119

·     SAIFUL HILAL/1BJTD/17/1941160028


YANG NAMANYA TIDAK TERCANTUM HARAP WA DOSEN

Jumat, 27 Maret 2020

Marcelino Dwantara Anugerah

Teknik Modulasi Digital
Marcelino Dwantara Anugerah

JTD1A/14/1941160066

Modulasi Digital memberikan lebih banyak kapasitas informasi, keamanan data tinggi, ketersediaan sistem yang lebih cepat dengan komunikasi berkualitas tinggi. Oleh karena itu, teknik modulasi digital memiliki permintaan yang lebih besar, karena kapasitasnya untuk menyampaikan jumlah data yang lebih besar daripada yang analog.

Ada banyak jenis teknik modulasi digital dan kita bahkan dapat menggunakan kombinasi teknik ini juga. Dalam bab ini, kita akan membahas teknik modulasi digital yang paling menonjol.

Kunci Shift Amplitudo

Amplitudo dari output yang dihasilkan tergantung pada data input apakah itu harus level nol atau variasi positif dan negatif, tergantung pada frekuensi pembawa.

Amplitude Shift Keying (ASK) adalah jenis Amplitude Modulation yang merepresentasikan data biner dalam bentuk variasi dalam amplitudo suatu sinyal.

Berikut ini adalah diagram untuk bentuk gelombang termodulasi ASK beserta inputnya.

ASK

Setiap sinyal termodulasi memiliki pembawa frekuensi tinggi. Sinyal biner ketika ASK dimodulasi, memberikan nilai nol untuk input RENDAH dan memberikan output pembawa untuk input TINGGI.

Penguncian Pergeseran Frekuensi
Frekuensi sinyal output akan menjadi tinggi atau rendah, tergantung pada data input yang diterapkan.

Frequency Shift Keying (FSK) adalah teknik modulasi digital di mana frekuensi sinyal pembawa bervariasi sesuai dengan perubahan digital diskrit. FSK adalah skema modulasi frekuensi.

Berikut ini adalah diagram untuk gelombang modulasi FSK beserta inputnya.

FSK

Output dari gelombang modulasi FSK adalah frekuensi tinggi untuk input biner TINGGI dan frekuensi rendah untuk input biner RENDAH. Biner 1s dan 0s disebut frekuensi Mark dan Space.

Penguncian Pergeseran Fase
Fase sinyal output akan bergeser tergantung pada input. Ini terutama dari dua jenis, yaitu BPSK dan QPSK, sesuai dengan jumlah pergeseran fasa. Yang lainnya adalah DPSK yang mengubah fase sesuai dengan nilai sebelumnya.

Phase Shift Keying (PSK) adalah teknik modulasi digital di mana fase sinyal pembawa diubah dengan memvariasikan input sinus dan kosinus pada waktu tertentu. Teknik PSK banyak digunakan untuk LAN nirkabel, bio-metrik, operasi tanpa kontak, bersama dengan komunikasi RFID dan Bluetooth.

PSK terdiri dari dua jenis, tergantung pada fase sinyal digeser. Mereka adalah -

Keying Shift Biner Fase (BPSK)

Ini juga disebut sebagai 2 fase PSK (atau) Fase Pembalikan Fase. Dalam teknik ini, pembawa gelombang sinus mengambil dua pembalikan fase seperti 0 ° dan 180 °.

BPSK pada dasarnya adalah skema modulasi DSB-SC (Double Sideband Suppressed Carrier), untuk pesan sebagai informasi digital.

Berikut ini adalah gambar gelombang output BPSK termodulasi bersama dengan inputnya.

BPSK

Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)

Ini adalah teknik penguncian fase pergeseran, di mana pembawa gelombang sinus mengambil empat pembalikan fase seperti 0 °, 90 °, 180 °, dan 270 °.

Jika jenis teknik ini diperpanjang, PSK dapat dilakukan dengan delapan atau enam belas nilai juga, tergantung pada persyaratan. Gambar berikut menunjukkan bentuk gelombang QPSK untuk input dua bit, yang menunjukkan hasil termodulasi untuk instance berbeda dari input biner
QPSK
QPSK adalah variasi dari BPSK, dan juga merupakan skema modulasi DSB-SC (Double Sideband Suppressed Carrier), yang mengirim dua bit informasi digital sekaligus, disebut bigits.

Alih-alih konversi bit digital menjadi serangkaian aliran digital, itu mengubah mereka menjadi pasangan bit. Ini mengurangi kecepatan bit data menjadi setengah, yang memungkinkan ruang bagi pengguna lain.

Penguncian Pergeseran Fase Diferensial (DPSK)

Dalam DPSK (Penguncian Pergeseran Fase Diferensial) fase sinyal termodulasi digeser relatif terhadap elemen sinyal sebelumnya. Tidak ada sinyal referensi yang dipertimbangkan di sini. Fase sinyal mengikuti keadaan tinggi atau rendah dari elemen sebelumnya. Teknik DPSK ini tidak memerlukan osilator referensi.

Gambar berikut menunjukkan bentuk gelombang model DPSK
DPSK
Terlihat dari gambar di atas bahwa, jika bit data RENDAH yaitu, 0, maka fase sinyal tidak terbalik, tetapi dilanjutkan seperti sebelumnya. Jika datanya TINGGI yaitu, 1, maka fase sinyal dibalik, seperti halnya NRZI, balikkan pada 1 (bentuk pengodean diferensial).


Jika kita mengamati bentuk gelombang di atas, kita dapat mengatakan bahwa negara TINGGI mewakili M dalam sinyal modulasi dan negara RENDAH mewakili W dalam sinyal modulasi..

A. Alfa Zuhri A. I.

Amplitude Modulation (AM)
A. Alfa Zuhri A. I.
JTD1D/01/1941160039









Amplitude modulation ( AM ) adalah teknik modulasi yang digunakan dalam komunikasi elektronik, paling umum untuk mentransmisikan informasi melalui gelombang pembawa radio . Dalam modulasi amplitudo, amplitudo (kekuatan sinyal) dari gelombang pembawa bervariasi secara proporsional dengan sinyal pesan yang sedang dikirim. Sinyal pesan, misalnya, fungsi suara yang akan direproduksi oleh pengeras suara , atau intensitas cahaya piksel layar televisi. Teknik ini kontras dengan modulasi frekuensi , di mana frekuensi dari sinyal pembawa bervariasi, dan modulasi fase, di mana fase -nya bervariasi.
AM adalah metode modulasi paling awal yang digunakan untuk mentransmisikan audio dalam siaran radio. Ini dikembangkan selama kuartal pertama awal abad ke-20 dengan Roberto Landell de Moura dan Reginald Fessenden 's telepon radio percobaan pada tahun 1900. [1] itu masih digunakan saat ini dalam berbagai bentuk komunikasi; misalnya, digunakan dalam radio dua arah portabel , radio pesawat VHF , radio band warga , dan dalam modem komputer dalam bentuk QAM . AM sering digunakan untuk merujuk pada siaran radio AM gelombang menengah .
Animasi pembawa modulasi audio, AM dan FM.
Gambar 1: Sinyal audio (atas) dapat dibawa oleh sinyal pembawa menggunakan metode AM atau FM.
Ilustrasi modulasi amplitudo
Pertimbangkan gelombang pembawa ( gelombang sinus ) frekuensi f c dan amplitudo A diberikan oleh:
Misalkan m ( t ) mewakili bentuk gelombang modulasi. Untuk contoh ini kita harus mengambil modulasi untuk menjadi hanya gelombang sinus dari frekuensi f m , frekuensi yang lebih rendah banyak (seperti frekuensi audio) dari f c :
di mana m adalah sensitivitas amplitudo, M adalah amplitudo modulasi. Jika m <1, (1 + m (t) / A) selalu positif untuk undermodulation. Jika m > 1 maka terjadi overmodulasi dan rekonstruksi sinyal pesan dari sinyal yang ditransmisikan akan menyebabkan hilangnya sinyal asli. Modulasi amplitudo terjadi ketika pembawa c (t) dikalikan dengan jumlah positif (1 + m (t) / A) :
Dalam kasus sederhana ini m identik dengan indeks modulasi , dibahas di bawah. Dengan m = 0,5 sinyal termodulasi amplitudo y ( t ) dengan demikian sesuai dengan grafik atas (berlabel "50% Modulasi") pada gambar 4.
Menggunakan identitas prosthaphaeresis , y ( t ) dapat ditunjukkan sebagai jumlah dari tiga gelombang sinus:
Oleh karena itu, sinyal termodulasi memiliki tiga komponen: gelombang pembawa c (t) yang tidak berubah, dan dua gelombang sinus murni (dikenal sebagai sideband ) dengan frekuensi sedikit di atas dan di bawah frekuensi pembawa f c .
Indeks modulasi AM adalah ukuran berdasarkan rasio kunjungan modulasi sinyal RF ke tingkat pembawa yang tidak termodulasi. Dengan demikian didefinisikan sebagai:
Amplitudo modulasi dan amplitudo pembawa, masing-masing; amplitudo modulasi adalah perubahan puncak (positif atau negatif) dalam amplitudo RF dari nilai yang tidak termodulasi. Indeks modulasi biasanya dinyatakan sebagai persentase, dan dapat ditampilkan pada meter yang terhubung ke pemancar AM.
Jadi jika {\ displaystyle m = 0,5}{\ displaystyle m = 0,5}, amplitudo pembawa bervariasi 50% di atas (dan di bawah) levelnya yang tidak termodulasi, seperti yang ditunjukkan dalam bentuk gelombang pertama, di bawah. Untuk{\ displaystyle m = 1.0}{\ displaystyle m = 1.0}, bervariasi 100% seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi di bawahnya. Dengan modulasi 100% amplitudo gelombang kadang-kadang mencapai nol, dan ini merupakan modulasi penuh menggunakan standar AM dan sering menjadi target (untuk mendapatkan rasio signal-to-noise tertinggi ) tetapi tidak boleh dilampaui. Meningkatkan sinyal modulasi di luar titik itu, yang dikenal sebagai overmodulation , menyebabkan modulator AM standar (lihat di bawah) gagal, karena kunjungan negatif dari amplop gelombang tidak dapat menjadi kurang dari nol, menghasilkan distorsi ("kliping") dari modulasi yang diterima . Pemancar biasanya menggabungkan sirkuit limiter untuk menghindari overmodulasi, dan / atau kompresorsirkuit (terutama untuk komunikasi suara) agar tetap mendekati modulasi 100% untuk kejelasan maksimum di atas kebisingan. Sirkuit semacam itu kadang-kadang disebut sebagai vogad .
Namun dimungkinkan untuk berbicara tentang indeks modulasi melebihi 100%, tanpa memperkenalkan distorsi, dalam kasus transmisi double-sideband-carrier dikurangi . Dalam hal itu, kunjungan negatif di atas nol memerlukan pembalikan fase pembawa, seperti yang ditunjukkan pada bentuk gelombang ketiga di bawah ini. Ini tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknik modulasi tingkat tinggi (tahap keluaran) yang efisien (lihat di bawah) yang banyak digunakan terutama dalam pemancar siaran daya tinggi . Sebaliknya, modulator khusus menghasilkan bentuk gelombang pada level rendah diikuti oleh penguat linier . Terlebih lagi, penerima AM standar menggunakan detektor amploptidak mampu mendemodulasi sinyal seperti itu dengan benar. Sebaliknya, deteksi sinkron diperlukan. Dengan demikian transmisi double-sideband umumnya tidak disebut sebagai "AM" walaupun itu menghasilkan bentuk gelombang RF yang identik sebagai AM standar selama indeks modulasi di bawah 100%. Sistem seperti itu lebih sering mencoba pengurangan radikal dari tingkat pembawa dibandingkan dengan sideband (di mana informasi berguna hadir) ke titik transmisi double-sideband-carrier ditekan di mana pembawa (idealnya) dikurangi menjadi nol. Dalam semua kasus demikian, istilah "indeks modulasi" kehilangan nilainya karena mengacu pada rasio amplitudo modulasi ke amplitudo pembawa yang agak kecil (atau nol).



Grafik yang menggambarkan bagaimana peningkatan kejelasan sinyal dengan indeks modulasi, tetapi hanya sampai 100% menggunakan AM standar.
Gambar 4: Kedalaman modulasi. Dalam diagram, pembawa yang tidak dimodifikasi memiliki amplitudo 1.
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Amplitude_modulation

Syahnanda Akbar Hidayat Ramadhan

Double-sideband suprepressed-carrier transmission
Syahnanda Akbar Hidayat Ramadhan



Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC) adalah transmisi di mana frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo (AM) ditempatkan secara simetris di atas dan di bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa dikurangi ke tingkat praktis terendah, idealnya sepenuhnya ditekan. [1]
Dalam modulasi DSB-SC, tidak seperti di AM, pembawa gelombang tidak ditransmisikan; dengan demikian, banyak daya didistribusikan di antara band-band samping, yang menyiratkan peningkatan penutup di DSB-SC, dibandingkan dengan AM, untuk penggunaan daya yang sama
Transmisi DSB-SC adalah kasus khusus dari transmisi carrier tereduksi double-sideband . Ini digunakan untuk sistem data radio . Mode ini sering digunakan dalam komunikasi suara radio Amatir , terutama pada band Frekuensi Tinggi.

DSB-SC pada dasarnya adalah gelombang modulasi amplitudo tanpa pembawa, sehingga mengurangi pemborosan daya, memberikan efisiensi 50%. Ini adalah peningkatan dibandingkan dengan transmisi AM normal (DSB) yang memiliki efisiensi maksimum 33,333%, karena 2/3 dari daya ada di pembawa yang tidak menyampaikan informasi yang berguna dan kedua sideband yang berisi salinan identik dari informasi yang sama. Single Side Band Suppressed Carrier (SSB-SC) adalah 100% efisien.

DSB-SC dihasilkan oleh mixer. Ini terdiri dari sinyal pesan yang dikalikan dengan sinyal carrier. Representasi matematis dari proses ini ditunjukkan di bawah ini, di mana identitas trigonometri produk-to-sum digunakan.

Demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal DSB-SC dengan sinyal pembawa seperti proses modulasi. Sinyal yang dihasilkan ini kemudian melewati filter low pass untuk menghasilkan versi skala dari sinyal pesan asli.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa dengan mengalikan sinyal termodulasi oleh sinyal carier, hasilnya adalah versi skala dari sinyal pesan asli ditambah suku kedua. Sejak  istilah kedua ini jauh lebih tinggi frekuensinya daripada pesan aslinya. Setelah sinyal ini melewati filter low pass, komponen frekuensi yang lebih tinggi dihapus, hanya menyisakan pesan aslinya.

KLIK LIHAT

Moch. Amir Ma'ruf. Taufiq Putra

PPM (Pulse Position Modulation)
Moch.Amir Ma’ruf .Taufiq Putra
1D/JTD
1941160139


Pulse-position modulation (PPM) adalah bentuk modulasi sinyal di mana bit pesan M dikodekan dengan mentransmisikan satu pulsa dalam salah satu dari 2 M ,kemungkinan waktu yang diperlukan bergeser. Ini diulang setiap T detik, sehingga laju bit yang ditransmisikan adalah M / T bit per detik. Ini  berguna untuk sistem komunikasi optik, yang cenderung memiliki sedikit atau tidak ada gangguan multipath.

Pada zaman kuno modulasi posisi nadi adalah sistem semafor hidrolik Yunani yang ditemukan oleh Aeneas Stymphalus sekitar 350 SM. yang menggunakan prinsip jam air sebagai sinyal waktu. Dalam sistem ini, pengeringan air bertindak sebagai alat penghitung waktu, dan obor digunakan untuk memberi sinyal pada pulsa. Sistem ini menggunakan wadah berisi air identik yang salurannya dapat dihidupkan dan dimatikan, dan pelampung dengan batang yang ditandai dengan berbagai kode yang telah ditentukan yang mewakili pesan militer. Operator akan menempatkan kontainer di bukit sehingga mereka dapat dilihat dari satu sama lain di kejauhan. Untuk mengirim pesan, operator akan menggunakan obor untuk menandai awal dan akhir pengeringan air, dan tanda pada batang yang terpasang pada pelampung akan menunjukkan pesan tersebut.
 
Di zaman modern, modulasi posisi-pulsa berasal dari multiplexing pembagian-waktu telegraf, yang berawal tahun 1853, dan berkembang bersama modulasi kode-pulsa dan modulasi lebar-pulsa. Pada awal 1960-an, Don Mathers dan Doug Spreng dari NASA menemukan modulasi posisi pulsa yang digunakan dalam sistem radio-control (R / C). PPM saat ini digunakan dalam komunikasi serat optik, komunikasi ruang-dalam, dan terus digunakan dalam sistem R / C ,Salah satu kesulitan utama dalam menerapkan teknik ini adalah bahwa penerima harus disinkronkan dengan benar untuk menyelaraskan jam lokal dengan awal setiap simbol. Oleh karena itu, sering diimplementasikan secara berbeda sebagai modulasi posisi pulsa diferensial hal ini terjadi 
di mana setiap posisi pulsa dikodekan relatif terhadap yang sebelumnya, sehingga penerima hanya dapat mengukur perbedaan waktu kedatangan pulsa berturut-turut. Dimungkinkan untuk membatasi penyebaran kesalahan ke simbol yang berdekatan, sehingga kesalahan dalam mengukur keterlambatan diferensial satu pulsa hanya akan memengaruhi dua simbol.
 
Selain masalah mengenai sinkronisasi penerima, kelemahan utama pada PPM adalah  sinyal tesebut sensitif terhadap interferensi multi-saluran yang muncul dalam saluran dengan frekuensi selektif atau memudar, di mana sinyal penerima berisi satu atau lebih dari setiap pulsa yang dikirimkan. Karena informasi dikodekan pada waktu kedatangan (baik secara diferensial, atau relatif terhadap jam biasa), kehadiran satu atau lebih gema dapat membuat sangat sulit, 
jika bukan tidak mungkin, untuk secara akurat menentukan posisi pulsa yang tepat sesuai dengan yang dikirimkan. nadi. Multipath di Posisi Pulse Modulasi sistem dapat dengan mudah dikurangi dengan menggunakan teknik yang sama yang digunakan dalam sistem Radar yang sepenuhnya bergantung pada sinkronisasi dan waktu kedatangan pulsa yang diterima untuk mendapatkan posisi jangkauan yang diinginkan.
 
 Bingkai PPM lengkap adalah sekitar 22,5 ms (dapat bervariasi di antara pabrikan), dan sinyal status rendah selalu 0,3 ms. Itu dimulai dengan bingkai awal (keadaan tinggi selama lebih dari 2 ms). Setiap saluran (hingga 8) dikodekan pada saat kondisi tinggi (kondisi tinggi PPM + 0,3 × (kondisi rendah PPM) = lebar pulsa PWM servo).
Sistem kontrol radio yang lebih canggih sekarang sering didasarkan pada modulasi kode pulsa, yang lebih kompleks tetapi menawarkan fleksibilitas dan keandalan yang lebih besar. Munculnya sistem kontrol radio FHSS pita 2,4 GHz di awal abad ke-21 mengubah ini lebih jauh.
Modulasi posisi-pulsa juga digunakan untuk komunikasi dengan kartu pintar tanpa kontak ISO / IEC 15693, serta implementasi HF dari protokol Kode Produk Elektronik (EPC) Kelas 1 untuk tag RFID.
Sinyal PPM merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa dari posisi tidak termodulasi sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Pulse posisition modulation juga kadang-kadang dikenal sebagai modulasi pulsa-fase. Modulasi  posisi pulsa memiliki kelebihan dari pulsa amplitudo modulation (PAM) dan durasi pulsa modulasi (PDM) dalam hal memiliki kekebalan dari kebisingan karena semua penerima mendeteksi adanya pulsa pada waktu yang tepat.
Modulasi posisi pulsa adalah teknik modulasi sinyal yang memungkinkan komputer untuk berbagi data dengan mengukur waktu setiap paket data yang dibutuhkan untuk mencapai komputer. Hal ini sering digunakan dalam komunikasi optik, seperti serat optik, di mana ada sedikit gangguan jalur. 
Modulasi posisi pulsa bekerja dengan mengirimkan pulsa listrik, elektromagnetik, atau optik untuk berkomunikasi.  Selain itu, bentuk lain dari modulasi posisi pulsa dikenal sebagai modulasi posisi pulsa diferensial, memungkinkan semua sinyal untuk dikodekan berdasarkan selisih antara waktu pengiriman. Ini berarti bahwa perangkat penerima hanya harus mengamati perbedaan waktu kedatangan antara data yang dikirimkan.
Modulasi posisi pulsa memiliki berbagai tujuan, terutama di RF (Radio Frekuensi) komunikasi. Sebagai contoh, pulsa modulasi posisi digunakan dalam pesawat terbang, remote, mobil, kapal, dan kendaraan lainnya dan bertanggung jawab untuk menyampaikan kontrol pemancar untuk receiver. Setiap posisi pulsa dapat menggambarkan arah fisik controller analog.

PPM dengan Transmisi Data Analog
Encoding sinyal analog di PPM digambarkan dengan gelombang gigi gergaji dibandingkan dengan sinyal analog. Setiap kali bentuk gelombang gigi gergaji memiliki amplitudo yang sama dengan sinyal analog, amplitudo gigi gergaji menjadi 0 dan pulsa ditransmisikan.
berikut Ilustrasi sinyal PPM dapat dilihat pada gambar dibawah ini